LINUX
Modul III
Disusun oleh:
Danar Prasetya
123080122
Assisten/Coass
I Putu Jistha. M
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
2010
BAB I
Dasar Teori
I. DASAR-DASAR PERANGKAT KERAS JARINGAN KOMPUTER
Di dalam membentuk suatu jaringan baik itu bersifat LAN (Local Area Network) maupun WAN (Wide Area Network) membutuhkan media baik secara hardware maupun software.Beberapa media hardware yang penting didalam membangun suatu jaringan antara lain : kabel , ethernet card , repeater , hub ,bridge , dan router.
1.1 Kabel
A. Twisted Pair
Kabel merupakan media yang paling sering dan paling biasa digunakan untuk membuat jaringan contoh : UTP (Unshielded Twisted Pair) dan STP (Shielded Twist Pair) , Thick Ethernet ,Fiber Optik dll.Kabel yang sering digunakan didalam media jaringan yaitu kabel UTP.
Karakteristik kabel UTP :
1. Kabel yang merupakan kebel-kabel yang disusun berpasangan dan di twist satu sama lain.
2. Untuk kabel jenis UTP,terdiri atas empat pasang.
3. Kabel UTP biasa dapat melewatkan data dengan bandwidth sampai 10 Mbps sedangkan UTP kategori 5 dapat melewatkan data dengan bandwidth 100 Mbps.
4. STP lebih tahan interferensi daripada UTP dan dapat beroperasi pada kecepatan yang bisa lebih dari 100 Mbps.
B. Kabel Koaksial
Kabel ini mempunyai bandwidth yang lebih lebar sehingga dapat digunakan komunikasi broadband (Multiple Channel).Kabel koaksial banyak jenisnya antara lain Thick Koaksial yang banyak digunakan untuk kabel Backbone pada instalasi jaringan Ethernet suatu jaringan.
C. Fiber Optik
Kabel mempunyai bandwidth yang lebih besar dari pada kabel yang lain.Karakteristik dari kabel ini tidak terpengaruh oleh adanya cuaca dan panas.
1.2 Ethenet Card
Dikembangkan oleh Xerox Corp dan sekarang sudah diterima sebagai standart IEEE 802.3.Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu node yang lain.Ethernet menggunakan metode CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Acces / Collision Detection) baseband.Metode CSMA/CD merupakan suatu metode pengiriman yaitu sebelum paket data dikirimkan, setiap node melihat apakah network sedang mengirimkan paket data yang lain.Jika network sedang terjadi pengiriman paket data, maka node tersebuit menunggu sampai tidak ada lagi pengiriman paket data oleh node yang lain.Jika tidak ada pengiriman paket data yang lain maka node tersebut akan mengirimkan paket data.Jika pada saat bersamaan dua node mengirimkan paket data,maka terjadi collision/tabrakan.Hal ini diketahui dengan cara mengukur tegangan kabel, jika tegangannya melebihi tegangan tertentu maka terjadi collision.Jika terjadi collision, maka masing –masing ethernet card berhenti mengirimkan data kembali dengan selang waktu yang acak.Karena waktu tersebut secara acak, maka kemungkinan collision telah lanjut semakin kecil.
Setiap Ethernet card mempunyai alamat sepanjang 48 bit yang dikenal sebagai Ethernet address.
1.3 Repeater.
Fungsi utama repeater yaitu untuk memperkuat sinyal dengan cara menerima sinyal dari suatu segmen kabel LAN lalu memancarkan kembali dengan kekuatan yang sama dengan sinyal asli pada segmen kabel yang lain.Dengan cara ini jarak antara kabel dapat diperjauh.
Penggunaan repeater antara dua segmen atau lebih segmen kabel LAN mengharuskan penggunaan protocol Physical layer yang sama antara segmen-segmen kebel tersebut misalnya repeater dapat menghubungkan dua buah segmen kabel Ethernet 10BASE2.
1.4 Bridge.
Fungsi dari bridge itu sama dengan fungsi repeater tapi bridge lebih fleksibel dan lebih cerdas daripada repeater Bridge dapat menghubungkan jaringan yang menggunakan metode transmisi yang berbeda.Misalnya bridge dapat menghubungkan Ethernaet baseband dengan Ethernet broadband.
Bridge mampu memisahkan sebagian dari trafik karena mengimplementasikan mekanisme pemfilteran frame (frame filtering).Mekanisme yang digunakan di bridge ini umum disebut sebagai store and forward. Walaupun demikian broadcast traffic yang dibangkitkan dalam LAN tidak dapat difilter oleh bridge.
1.5 Switch.
Tujuan dalam menghubungkan LAN menggunakan repeater dan bridge adalah meningkatkan keleluasaan atas beberapa keterbatasan media komunikasi LAN. Alat penghubung ini mampu menambah jumlah perangkat jaringan yang terhubung dalam LAN.
1.6 Converter.
Converter dapat dianggap sebagai tipe divais yang berbeda daripada repeater, bridge, router dan dapat digunakan secara bersama-sama.Converter memungkinkan sebuah aplikasi yang berjalan dalam suatu system berkomunikasi dengan aplikasi yang berjalan dalam system yang lain yang berjalan di atas arsitektur network yang berbeda dengan system tersebut.
II. TOPOLOGI JARINGAN
2.1 Topologi Bus
Topologi ini merupakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup , dimana sepanjang kabel terdapat node-node. Signal dalam topologi ini melewati dalam dua arah dalam sebuah kabel sehingga memungkinkan sebuah collision terjadi. Topologi ini memiliki kekurangan yaitu apabila ada segmen kabel yang putus maka seluruh jaringan akan terhenti.
2.2 Topologi Ring
Topologi jaringan yang berupa lingkaran tertutup yang berisi node-node,Signal mengalir dalam satu arah sehingga dapat menghindarkan terjadinya collision ,sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan data yang sangat cepat.Problem dari tipe topologi jaringan ini yaitu apabila segmen kabel putus maka seluruh jaringan akan putus.
2.3 Topologi Star
Karakteristik dari topologi jaringan ini bahwa setiap node berkomunikasi langsung dengan central node , traffic data mengalir dari node ke central node dan kembali lagi.Jika salah satu segmen kabel putus , jaringan ini tidak terputus.
1.1 Kabel
A. Twisted Pair
Kabel merupakan media yang paling sering dan paling biasa digunakan untuk membuat jaringan contoh : UTP (Unshielded Twisted Pair) dan STP (Shielded Twist Pair) , Thick Ethernet ,Fiber Optik dll.Kabel yang sering digunakan didalam media jaringan yaitu kabel UTP.
Karakteristik kabel UTP :
1. Kabel yang merupakan kebel-kabel yang disusun berpasangan dan di twist satu sama lain.
2. Untuk kabel jenis UTP,terdiri atas empat pasang.
3. Kabel UTP biasa dapat melewatkan data dengan bandwidth sampai 10 Mbps sedangkan UTP kategori 5 dapat melewatkan data dengan bandwidth 100 Mbps.
4. STP lebih tahan interferensi daripada UTP dan dapat beroperasi pada kecepatan yang bisa lebih dari 100 Mbps.
B. Kabel Koaksial
Kabel ini mempunyai bandwidth yang lebih lebar sehingga dapat digunakan komunikasi broadband (Multiple Channel).Kabel koaksial banyak jenisnya antara lain Thick Koaksial yang banyak digunakan untuk kabel Backbone pada instalasi jaringan Ethernet suatu jaringan.
C. Fiber Optik
Kabel mempunyai bandwidth yang lebih besar dari pada kabel yang lain.Karakteristik dari kabel ini tidak terpengaruh oleh adanya cuaca dan panas.
1.2 Ethenet Card
Dikembangkan oleh Xerox Corp dan sekarang sudah diterima sebagai standart IEEE 802.3.Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu node yang lain.Ethernet menggunakan metode CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Acces / Collision Detection) baseband.Metode CSMA/CD merupakan suatu metode pengiriman yaitu sebelum paket data dikirimkan, setiap node melihat apakah network sedang mengirimkan paket data yang lain.Jika network sedang terjadi pengiriman paket data, maka node tersebuit menunggu sampai tidak ada lagi pengiriman paket data oleh node yang lain.Jika tidak ada pengiriman paket data yang lain maka node tersebut akan mengirimkan paket data.Jika pada saat bersamaan dua node mengirimkan paket data,maka terjadi collision/tabrakan.Hal ini diketahui dengan cara mengukur tegangan kabel, jika tegangannya melebihi tegangan tertentu maka terjadi collision.Jika terjadi collision, maka masing –masing ethernet card berhenti mengirimkan data kembali dengan selang waktu yang acak.Karena waktu tersebut secara acak, maka kemungkinan collision telah lanjut semakin kecil.
Setiap Ethernet card mempunyai alamat sepanjang 48 bit yang dikenal sebagai Ethernet address.
1.3 Repeater.
Fungsi utama repeater yaitu untuk memperkuat sinyal dengan cara menerima sinyal dari suatu segmen kabel LAN lalu memancarkan kembali dengan kekuatan yang sama dengan sinyal asli pada segmen kabel yang lain.Dengan cara ini jarak antara kabel dapat diperjauh.
Penggunaan repeater antara dua segmen atau lebih segmen kabel LAN mengharuskan penggunaan protocol Physical layer yang sama antara segmen-segmen kebel tersebut misalnya repeater dapat menghubungkan dua buah segmen kabel Ethernet 10BASE2.
1.4 Bridge.
Fungsi dari bridge itu sama dengan fungsi repeater tapi bridge lebih fleksibel dan lebih cerdas daripada repeater Bridge dapat menghubungkan jaringan yang menggunakan metode transmisi yang berbeda.Misalnya bridge dapat menghubungkan Ethernaet baseband dengan Ethernet broadband.
Bridge mampu memisahkan sebagian dari trafik karena mengimplementasikan mekanisme pemfilteran frame (frame filtering).Mekanisme yang digunakan di bridge ini umum disebut sebagai store and forward. Walaupun demikian broadcast traffic yang dibangkitkan dalam LAN tidak dapat difilter oleh bridge.
1.5 Switch.
Tujuan dalam menghubungkan LAN menggunakan repeater dan bridge adalah meningkatkan keleluasaan atas beberapa keterbatasan media komunikasi LAN. Alat penghubung ini mampu menambah jumlah perangkat jaringan yang terhubung dalam LAN.
1.6 Converter.
Converter dapat dianggap sebagai tipe divais yang berbeda daripada repeater, bridge, router dan dapat digunakan secara bersama-sama.Converter memungkinkan sebuah aplikasi yang berjalan dalam suatu system berkomunikasi dengan aplikasi yang berjalan dalam system yang lain yang berjalan di atas arsitektur network yang berbeda dengan system tersebut.
II. TOPOLOGI JARINGAN
2.1 Topologi Bus
Topologi ini merupakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup , dimana sepanjang kabel terdapat node-node. Signal dalam topologi ini melewati dalam dua arah dalam sebuah kabel sehingga memungkinkan sebuah collision terjadi. Topologi ini memiliki kekurangan yaitu apabila ada segmen kabel yang putus maka seluruh jaringan akan terhenti.
2.2 Topologi Ring
Topologi jaringan yang berupa lingkaran tertutup yang berisi node-node,Signal mengalir dalam satu arah sehingga dapat menghindarkan terjadinya collision ,sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan data yang sangat cepat.Problem dari tipe topologi jaringan ini yaitu apabila segmen kabel putus maka seluruh jaringan akan putus.
2.3 Topologi Star
Karakteristik dari topologi jaringan ini bahwa setiap node berkomunikasi langsung dengan central node , traffic data mengalir dari node ke central node dan kembali lagi.Jika salah satu segmen kabel putus , jaringan ini tidak terputus.
IP ADDRESS
Pendahuluan
IP Address merupakan pengenal yang digunakan umtuk memberi alamat host internet. Format IP address adalah bilangan 32 bit yang tiap 8 bitnya dipisahkan oleh tanda titik. Adapun format IP Address dapat berupa bentuk ‘biner’ (xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx dengan x merupakan bilangan biner). Atau dengan bentuk empat bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh titik bentuk ini dikenal dengan ‘dotted decimal’ (xxx.xxx.xxx.xxx adapun xxx merupakan nilai dari satu oktet/delapan bit).
IP address (yang berjumlah sekitar 4 milyar) dibagi kedalam lima kelas yakni:
Kelas A
Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit pertama : 0
Panjang NetID : 8 bit
Panjang HostID : 24 bit
Byte pertama : 0-127
Jumlah : 126 Kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP : 16.777.214 IP Address pada setiap Kelas A
Dekripsi : Diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang besar
Kelas B
Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit pertama : 10
Panjang NetID : 16 bit
Panjang HostID : 16 bit
Byte pertama : 128-191
Jumlah : 16.384 Kelas B
Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
Jumlah IP : 65.532 IP Address pada setiap Kelas B
Deskripsi : Dialokasikan untuk jaringan besar dan sedang
Kelas C
Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
Bit pertama : 110
Panjang NetID : 24 bit
Panjang HostID : 8 bit
Byte pertama : 192-223
Jumlah : 2.097.152 Kelas C
Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 223.255.255.xxx
Jumlah IP : 254 IP Address pada setiap Kelas C
Deskripsi : Digunakan untuk jaringan berukuran kecil
Kelas D
Format : 1110mmmm.mmmmmmm. mmmmmmm. mmmmmmm
Bit pertama : 1110
Bit multicast : 28 bit
Byte inisial : 224-247
Deskripsi : Kelas D digunakan untuk keperluan IP multicasting
(RFC 1112)
Kelas E
Format : 1111rrrr.rrrrrrrr. rrrrrrrr. rrrrrrrr
Bit pertama : 1111
Bit cadangan : 28 bit
Byte inisial : 248-255
Deskripsi : Kelas E adalah kelas yang dicadangkan
untuk keperluan eksperimental.
Selain network ID, istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk jaringan ialah Network Prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash) “/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam bit.
Misalnya, ketika menuliskan network kelas A dengan alokasi IP 12.xxx.xxx.xxx, network prefixnya dituliskan sebagai 12/8. Angka delapan menunjukan jumlah bit yang digunakan oleh network prefix. Untuk menunjukan suatu network kelas B 167.205.xxx.xxx digunakan: 167.205/16. Angka 16 merupakan panjang bit untuk network prefix pada IP address kelas B.
Pengalokasian IP address
IP Address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID. Network ID menunjukkan nomor network, sedangkan host ID mengidentifkasikan host dalam satu network. Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses memilih network ID dsan host ID yang tepat untuk suatu jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address se-efisien mungkin.
Terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang hendak digunakan. Aturan tersebut adalah :
Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan dalam keperluan ‘loop-back’.(‘Loop-Back’ adalah IP address yang digunakan komputer untuk menunjukan dirinya sendiri).
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255 (seluruh bit diset 1)
Network ID dan host ID tidak boleh semua bitnya diset 1, karena akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan paketini didengarkan oleh seluruh anggota network tersebut.
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 (seluruh bit diset 0)
Karena IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network adalah alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu jaringan, dan tidak menunjukan suatu host.
Host ID harus unik dalam suatu network
Dalam satu network, tidak boleh ada dua host dengan host ID yang sama.
Pendahuluan
IP Address merupakan pengenal yang digunakan umtuk memberi alamat host internet. Format IP address adalah bilangan 32 bit yang tiap 8 bitnya dipisahkan oleh tanda titik. Adapun format IP Address dapat berupa bentuk ‘biner’ (xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx dengan x merupakan bilangan biner). Atau dengan bentuk empat bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh titik bentuk ini dikenal dengan ‘dotted decimal’ (xxx.xxx.xxx.xxx adapun xxx merupakan nilai dari satu oktet/delapan bit).
IP address (yang berjumlah sekitar 4 milyar) dibagi kedalam lima kelas yakni:
Kelas A
Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit pertama : 0
Panjang NetID : 8 bit
Panjang HostID : 24 bit
Byte pertama : 0-127
Jumlah : 126 Kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP : 16.777.214 IP Address pada setiap Kelas A
Dekripsi : Diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang besar
Kelas B
Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit pertama : 10
Panjang NetID : 16 bit
Panjang HostID : 16 bit
Byte pertama : 128-191
Jumlah : 16.384 Kelas B
Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
Jumlah IP : 65.532 IP Address pada setiap Kelas B
Deskripsi : Dialokasikan untuk jaringan besar dan sedang
Kelas C
Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
Bit pertama : 110
Panjang NetID : 24 bit
Panjang HostID : 8 bit
Byte pertama : 192-223
Jumlah : 2.097.152 Kelas C
Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 223.255.255.xxx
Jumlah IP : 254 IP Address pada setiap Kelas C
Deskripsi : Digunakan untuk jaringan berukuran kecil
Kelas D
Format : 1110mmmm.mmmmmmm. mmmmmmm. mmmmmmm
Bit pertama : 1110
Bit multicast : 28 bit
Byte inisial : 224-247
Deskripsi : Kelas D digunakan untuk keperluan IP multicasting
(RFC 1112)
Kelas E
Format : 1111rrrr.rrrrrrrr. rrrrrrrr. rrrrrrrr
Bit pertama : 1111
Bit cadangan : 28 bit
Byte inisial : 248-255
Deskripsi : Kelas E adalah kelas yang dicadangkan
untuk keperluan eksperimental.
Selain network ID, istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk jaringan ialah Network Prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash) “/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam bit.
Misalnya, ketika menuliskan network kelas A dengan alokasi IP 12.xxx.xxx.xxx, network prefixnya dituliskan sebagai 12/8. Angka delapan menunjukan jumlah bit yang digunakan oleh network prefix. Untuk menunjukan suatu network kelas B 167.205.xxx.xxx digunakan: 167.205/16. Angka 16 merupakan panjang bit untuk network prefix pada IP address kelas B.
Pengalokasian IP address
IP Address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID. Network ID menunjukkan nomor network, sedangkan host ID mengidentifkasikan host dalam satu network. Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses memilih network ID dsan host ID yang tepat untuk suatu jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address se-efisien mungkin.
Terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang hendak digunakan. Aturan tersebut adalah :
Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan dalam keperluan ‘loop-back’.(‘Loop-Back’ adalah IP address yang digunakan komputer untuk menunjukan dirinya sendiri).
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255 (seluruh bit diset 1)
Network ID dan host ID tidak boleh semua bitnya diset 1, karena akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan paketini didengarkan oleh seluruh anggota network tersebut.
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 (seluruh bit diset 0)
Karena IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network adalah alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu jaringan, dan tidak menunjukan suatu host.
Host ID harus unik dalam suatu network
Dalam satu network, tidak boleh ada dua host dengan host ID yang sama.
BAB II
Tugas dan Laporan
Soal :
Ip 192.168.55.128 akan di bagi 5 pada lap jaringan,komputasi,digital,basisdata dan multimedia
Jadi:
2^n – 2 >= H
2^n – 2 >= 30
2^5 – 2 >=30
129.168.55.128 merupakan network 1.
129.168.55.160 merupakan network 2.
129.168.55.192 merupakan network 3.
129.168.55.224 merupakan network 4.
129.168.55.256 merupakan network 5.
Lap Jar –> 30 = 192.168.55.120 – 192.168.55.158
Lap Kom –> 30 = 192.168.55.129 – 192.168.55.190
Lap Dig –> 18 = 192.168.55.191 – 192.168.55.224
Lap Basdat –> 30 = 192.168.55.225 – 192.168.55.254
Lap Jar –> 30 = 192.168.56.0 –> network 6
NP + HP =32
NP + 5 = 32
NP = 27
255.255.255.(256 – 32)
255.255.255.224/27
BAB III
Kesimpulan
TCP mempunyai prinsip kerja seperti “virtual circuit” pada jaringan telepon. TCP lebih mementingkan tata-cara dan keandalan dalam pengiriman data antara dua komputer dalam jaringan. TCP tidak peduli dengan apa-apa yang dikerjakan oleh IP, yang penting adalah hubungan komunikasi antara dua komputer berjalan dengan baik. Dalam hal ini, TCP mengatur bagaimana cara membuka hubungan komunikasi, jenis aplikasi apa yang akan dilakukan dalam komunikasi tersebut (misalnya mengirim e-mail, transfer file, dsb.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar